Minggu, 02 Juli 2017

Paedagogi dan Andragogi



Paedagogi dan Andragogi

Lingkup Aplikasi dan Isu-isu Andragogi
1.      Lingkup Aplikasi
Andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skill), seperti pengembangan manajemen. Aplikasi andragogy berlaku di ruangan kursus,pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan professional, pemberantasan buta aksara, dan lain-lain. Knowles (1984) memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip andragogy dengan desain pelatihan seperti berikut ini.
a.       Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal-hal tertentu yang diajarkan, misalnya, perintah tertentu, fungsi, operasi, dan lain-lain.
b.      Pengajaran harus berorientasi pada tugas yang bermakna, bukan menghafal. Kegiatan belajar harus berada dalam kontes tugas umum yang akan dilakukan.
c.       Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latarbelakang yang berbeda dari peserta didik, bahan belajar dan kegiatan harus memungkinkan berbagai tingkat atau jenis pengalaman sebelumnya.
d.      Karena orang dewasa cenderung mandiri, pengajaran harus memungkinkan pembelajar menemukan hal-hal untuk diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan ketika ada kesalahan yang dibuat.

Lima Isu
Dalam upaya untuk merumuskan teori belajar orang dewasa yang komprehensif, Malcolm Knowles, pada tahun 1973, menerbitkan buku tentang pembelajar dewasa. Mereka ini dinilainya sebagai spesies terlantar . Diinspirasi oleh pemikiran awal yang dikemukakan oleh Lindeman, Knowles menegaskan bahwa orang dewasa menemukan kondisi tertentu untuk belajar. Dia menjamin istilah andragogy untuk mendefenisikan dan menjelaskan kondisi.
Seperti dijelaskan sebelumnya, andragogy awalnya didefenisikan sebagai seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar. Belakangan ini istilah andragogy cenderung didefenisikan sebagai sebuah alternative untuk paedagogi yang fokusnya mengacu pada pendidikan bagi siswa atau peserta didik dari segala usia. Dari sini jelas, kedewasaan seseoranglah yang menjadi focus pendekatan, bukan dewasa dalam makna usia atau kategori rentang umur. Model andragogis menegaskan lima isu akan mempertimabangkan dan dibahas dalam pembelajaran formal. Lima isu itu adalah :
1.      Memberikan kesempatan kepada peserta didik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk dipelajari.
2.      Menunjukkan kepada peserta didik bagaimana mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia.
3.      Topik kegiatan belajar terkait pengalaman peserta didik.
4.      Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termoivasi untuk belajar.
5.      Diperlukan upaya untuk membantu merekamengatasi hambatan perilaku, dan keyakinan tentang belajar.


2.      Pergeseran Konsepsi

Di era informasi ini implikasi pergeseran konsepsi pembelajaran berpusat pada guru ke berusat pada siswa merupakan fenomena pendidikan yang mengejutkan. Keduanya ada dalam realitas dan sering kali terpaksa seperti itu. Kata “berpusat” dalam kerangka “berpusat pada guru” atau “berpusat pada siswa” mestinya dipahami sebagai mana yang dominan pada situasi bagaimana dan untuk tujuan apa.



3.      Antonim Pedagogi

Andragogi adalah antonym atau kata yang berlawanan makna dengan pedagogi. Andragogi adalah teori yang menjelaskan metode spesifik yang harus digunakan dalam pendidikan orang dewasa. Andragogi mensyaratkan bahwa pelajar dewasa terlibat dalam identifikasi kebutuhan belajar mereka dan perencanaan bagaimana kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa dipenuhinya. Belajar bagi orang dewasa harus menjadi aktif, bukan proses pasif.




Perbedaan antara Pedagogi dan Andragogi

1.      Aspek Fundamental

Apa perbedaan pedagogi dan andragogy ? Malcolms S. Knowles (1970) membedakan kedua disiplin ilmu andragogy dan pedagogi.


Andragogy :
-          Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”.
-          Gaya belajar independent
-          Tujuan fleksibel
-          Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
-          Menggunakan metode pelatihan aktif
-          Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan
-          Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
-          Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
-          Peserta dianggap sebagai sumberdaya untuk ide-ide dan contoh

Pedagogi :
-          Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
-          Gaya belajar dependent
-          Tujuan ditentukan sebelumnya
-          Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi
-          Metode pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah
-          Guru mengontrol waktu dan kecepatan
-          Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
-          Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
-          Guru sebagi sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh

0 komentar:

Posting Komentar