Paedagogi
dan Andragogi
Lingkup Aplikasi dan
Isu-isu Andragogi
1.
Lingkup Aplikasi
Andragogi berlaku bagi
segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam
rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan
lunak (soft skill), seperti pengembangan manajemen. Aplikasi andragogy berlaku
di ruangan kursus,pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan
professional, pemberantasan buta aksara, dan lain-lain. Knowles (1984)
memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip andragogy dengan desain pelatihan
seperti berikut ini.
a.
Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa
hal-hal tertentu yang diajarkan, misalnya, perintah tertentu, fungsi, operasi,
dan lain-lain.
b.
Pengajaran harus berorientasi pada tugas
yang bermakna, bukan menghafal. Kegiatan belajar harus berada dalam kontes
tugas umum yang akan dilakukan.
c.
Pengajaran harus mempertimbangkan
berbagai latarbelakang yang berbeda dari peserta didik, bahan belajar dan
kegiatan harus memungkinkan berbagai tingkat atau jenis pengalaman sebelumnya.
d.
Karena orang dewasa cenderung mandiri,
pengajaran harus memungkinkan pembelajar menemukan hal-hal untuk diri mereka
sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan ketika ada kesalahan yang dibuat.
Lima Isu
Dalam upaya untuk merumuskan
teori belajar orang dewasa yang komprehensif, Malcolm Knowles, pada tahun 1973,
menerbitkan buku tentang pembelajar dewasa. Mereka ini dinilainya sebagai
spesies terlantar . Diinspirasi oleh pemikiran awal yang dikemukakan oleh
Lindeman, Knowles menegaskan bahwa orang dewasa menemukan kondisi tertentu
untuk belajar. Dia menjamin istilah andragogy untuk mendefenisikan dan
menjelaskan kondisi.
Seperti dijelaskan
sebelumnya, andragogy awalnya didefenisikan sebagai seni dan ilmu untuk
membantu orang dewasa belajar. Belakangan ini istilah andragogy cenderung
didefenisikan sebagai sebuah alternative untuk paedagogi yang fokusnya mengacu
pada pendidikan bagi siswa atau peserta didik dari segala usia. Dari sini
jelas, kedewasaan seseoranglah yang menjadi focus pendekatan, bukan dewasa
dalam makna usia atau kategori rentang umur. Model andragogis menegaskan lima
isu akan mempertimabangkan dan dibahas dalam pembelajaran formal. Lima isu itu
adalah :
1.
Memberikan kesempatan kepada peserta
didik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk dipelajari.
2.
Menunjukkan kepada peserta didik
bagaimana mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia.
3.
Topik kegiatan belajar terkait
pengalaman peserta didik.
4.
Manusia tidak akan belajar sampai mereka
siap dan termoivasi untuk belajar.
5.
Diperlukan upaya untuk membantu
merekamengatasi hambatan perilaku, dan keyakinan tentang belajar.
2.
Pergeseran Konsepsi
Di era informasi ini implikasi pergeseran konsepsi
pembelajaran berpusat pada guru ke berusat pada siswa merupakan fenomena
pendidikan yang mengejutkan. Keduanya ada dalam realitas dan sering kali
terpaksa seperti itu. Kata “berpusat” dalam kerangka “berpusat pada guru” atau
“berpusat pada siswa” mestinya dipahami sebagai mana yang dominan pada situasi
bagaimana dan untuk tujuan apa.
3.
Antonim Pedagogi
Andragogi adalah antonym atau kata yang berlawanan
makna dengan pedagogi. Andragogi adalah teori yang menjelaskan metode spesifik
yang harus digunakan dalam pendidikan orang dewasa. Andragogi mensyaratkan bahwa
pelajar dewasa terlibat dalam identifikasi kebutuhan belajar mereka dan
perencanaan bagaimana kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa dipenuhinya. Belajar
bagi orang dewasa harus menjadi aktif, bukan proses pasif.
Perbedaan antara
Pedagogi dan Andragogi
1.
Aspek Fundamental
Apa
perbedaan pedagogi dan andragogy ? Malcolms S. Knowles (1970) membedakan kedua
disiplin ilmu andragogy dan pedagogi.
Andragogy
:
-
Pembelajar disebut “peserta didik” atau
“warga belajar”.
-
Gaya belajar independent
-
Tujuan fleksibel
-
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki
pengalaman untuk berkontribusi
-
Menggunakan metode pelatihan aktif
-
Pembelajar mempengaruhi waktu dan
kecepatan
-
Keterlibatan atau kontribusi peserta
sangat penting
-
Belajar terpusat pada masalah kehidupan
nyata
-
Peserta dianggap sebagai sumberdaya
untuk ide-ide dan contoh
Pedagogi :
-
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak
didik”
-
Gaya belajar dependent
-
Tujuan ditentukan sebelumnya
-
Diasumsikan bahwa siswa tidak
berpengalaman dan/atau kurang informasi
-
Metode pelatihan pasif, seperti metode
kuliah/ceramah
-
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
-
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
-
Belajar berpusat pada isi atau
pengetahuan teoritis
-
Guru sebagi sumber utama yang memberikan
ide-ide dan contoh
0 komentar:
Posting Komentar