Minggu, 09 April 2017

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (resume 3)



Pendidikan Multikultural


Pendidikan multicultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi perspektif dari berbagai kelompok kultural. Tujuan penting dari pendidikan multicultural adalah pemerataan kesempatan bagi semua murid. Ini termasuk mempersempit gap dalam prestasi akademik antara murid kelompok utama dengan kelompok minoritas (Bennet,2003;Pang,2001;Schmidt & Mosenthal,2001). Sebgai sebuah bidang,pendidikan multicultural mencakup isu-isu yang berkaitan denganstatus sosioekonomi,etnisitas, dan gender. Karena keadilan social adalah salah satu nilai dasar dari bidang ini, maka reduksi prasangka dan pedagogi ekuitas menjadi komponen utamanya (Banks,2001). Reduksi prasangka adalah aktivitas yang dapat diimplementasikan guru di kelas untuk mengeliminasi pandangan negative dan stereotype terhadap orang lain. Pedagogi ekuitas adalah modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi pembelajaran yang tepat baik itu untuk anak lelaki maupun perempuan untuk semua kelompok etnis.

รผ   ๐Ÿ˜Š  Memberdayakan Murid
Pemberdayaan berarti memberi orang kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yang lebih adil. Menurut pandangan ini,sekolah harus memberi murid kesempatan untuk belajar tentang pengalaman,perjuangan,dan visi dari berbagai kelompok kultural dan etnis yang berebda-beda (Banks,2001,2002,2003). Harapannya adalah hal ini akan meningkatkan rasa harga diri minoritas ,mengurangi prasangka, dan memberikan kesempatan pendidikan yang lebih setara.
รผ   ๐Ÿ˜Š Pengajaran yang Relevan Secara Kultural
Pengajaran yang relevan secara kultural adalah aspek penting dari pendidikan multicultural (Gay,200;Irvine & Armento,2001).Pengajaran ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar belakang kultural dari pelajar (Pang,2001). Guru yang baik akan mengetahui dan mengintegrasikan pengajaran yang relevan secara kultural ke dalam kurikulum karena akan membuat pengajaran menjadi lebih efektif (Diaz,2001).
รผ  ๐Ÿ˜Š  Pendidikan yang Berpusat pada Isu
Dalam pendekatan ini,murid diajari secara sistematis untuk mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan social.
รผ    Meningkatkan Hubungan di Antara Anak dari Kelompok Etnis yang Berbeda-beda
Kelas jigsaw adalah kelas dimana murid dari berbagai latar belakang kultural yang berbeda diminta bekerjasama untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda dari suatu tugas untuk meraih tujuan yang sama.
รผ   ๐Ÿ˜Š Kontak Personal dengan Orang Lain dari Latar Belakang Kultural yang Berbeda
Hubungan meningkat ketika murid saling berbicara satu sama lain tentang kecemasan mereka, kesuksesan mereka, kegagalan mereka, strategi mereka untuk mengatasi maslah, minat mereka, dan sebagainya. Ketika murid mengungkapkan informasi personal mereka sendiri, mereka lebih mungkin dianggap sebagai manusia ketimbang sebagai bagian dari suatu kelompok.
รผ    ๐Ÿ˜ŠPengambilan Perspektif
Dalam satu latihan, murid-murid belajar perilaku tertentu yang tepat dari dua kelompok kultural yang berbeda ( Shirts,1997). Kemudian,kedua kelompok itu berinteraksi satu sma lain sesuai dengan perilaku tersebut.Hasilnya, mereka merasakan kegelisahan sekaligus pemahaman. Latihan in di desain untuk membantu murid memahami gegar budaya yang mnucul sebagia akibat dari berada di setting kultural dimana orang berperilaku dengan cara yang berbeda   dengan yang biasa dilakukan murid.
รผ   ๐Ÿ˜Š Pemikiran Kritis dan Intelegensi Emosional
Murid yang berpikir secara mendalam dan kritis tentang relasi antar-etnis kemungkinan akan berkurang prasangkanya dan tak lagi menstereotipkan orang lain.Intelegensi emosional bermanfaat bagi hubungan antar-etnis.
รผ   ๐Ÿ˜Š Mengurangi Bias
Louise Derman-Sparks dan Anti-Bias Curriculum Task Force (1989) menciptakan sejumlah alat untuk membantu anak mengurangi,mengelola,atau bahkan mengeliminasi bias. Pendukung kurikuum antibias ini berargumen bahwa kendati perbedaan itu baik, namun diskriminasi bukan sesuatu yang baik.Kurikulum ini lebih mendorong guru untuk menghadapi isu bias yang mengganggu ketimbang menutup-nutupi bias itu.
รผ   ๐Ÿ˜Š Meningkatkan Toleransi
รผ   ๐Ÿ˜Š Sekolah dan Komunitas sebagai Satu Tim
Psikiater dari Yale, James Comer (1988;Comer,dkk.,1996)percaya bahwa tim komunitas merupakan cara terbaik untuk mendidik anak. Ada tiga aspek penting dari Comer Project, yakni : (1)pemerintah dan tim manajemen yang mengembangkan rencana sekolah yang komprehensif,      penilaian strategi, dan program pengembangan staf;
(2)tim pendukung sekolah dan kesehatan mental; dan
(3)program orang tua (Goldbrg,1997)      

0 komentar:

Posting Komentar